Indonesia membutuhkan paling tidak 4.500 teknisi pesawat terbang menyusul perkembangan pesat industri aviasi dalam beberapa tahun terakhir.
Direktur Utama PT Garuda Maintenance Facility Richard Budihadianto mengatakan kebutuhan yang begitu besar tersebut tak lepas penambahan armada yang dilakukan sejumlah maskapai penerbangan. Pada saat bersamaan, kapasitas yang terbatas menjadikan perusahaan perawatan dalam negeri kewalahan.
“GMF hanya bisa menyediakann 500 teknisi baru dari total kebutuhan industri 4.500. Selain tenaga kerja, kami juga butuh tambahan hanggar untuk menambah kapasitas perawatan,” kata Richard. (foto: balier.info).
Menurutnya, teknisi yang diperlukan adalah lulusan SMK jurusan teknik mesin yang akan dididik kembali penjadi teknisi pesawat. Dari total kebutuhan, 10% diantaranya adalah insinyur.
Tanda-tanda bahwa kebutuhan teknisi akan melonjak sebenarnya terbaca dari langkah sejumlah maskapai penerbangan menambah armada. PT Garuda Indonesia, misalnya, akan menggandakan jumlah pesawat menjadi 194 pada 2015 dari 92 saat ini.
Lion Air, maskapai penerbangan murah milik Rusdi Kirana, tahun lalu memesan 201 unit pesawat Boeing, dihadapan Presiden Barack Obama saat berkunjung ke Bali.
GMF saat ini memiliki fasilitas perawatan pesawat di kompleks Bandara Soekarno Hatta. Selain Garuda, perusahaan ini juga menangani perawatan pesawat jet pada sedikitnya 20 maskapai penerbangan dalam dan luar negeri.
GMF mampu melakukan perawatan 22 pesawat pada saat bersamaan. Dalam waktu dekat, anak usaha Garuda ini membangun 4 hanggar baru dengan kapasitas 16 pesawat.
Comments
Post a Comment